Kisah Pilu Sang Pengantin,PAK PENGHULU DATANG, CALON SUAMI MALAH MENGHILANG! Ambil Pelajarannya Ya!



Minggu 23 Januari silam, kediaman nan mungil di Purwogondo Timur I/258, Semarang, disulap sedemikian meriah. Janur kuning mengapit kanan-kiri rumah, empat buah tenda ukuran besar terpasang, sketsel pelaminan, serta beberapa ratus kursi tamu teratur rapi. Piring-piring, sampai hidangan ala katering telah siap tersaji. Beberapa tamu juga hilir-mudik mulai berdatangan.

Harusnya, hari itu adalah hari paling bahagia untuk Nikmah binti Hasimalatas. Pada akhirnya, di umur 45 th., wanita asli Semarang ini temukan tambatan hati. Irianto Budi Cahyono (45), pria asal Purwodadi yang dikenalnya lewat seseorang comblang sekitar Agustus 2004, berjanji bakal setia sehidup semati dalam ikrar pernikahan.

Waktu itu masih pagi. Jarum jam belum lengser dari angka delapan serta langit di utara kota Semarang juga masih tetap biru segar. Berbalut kebaya putih, Nikmah tidak henti melempar senyum. Masih tetap satu jam lagi acara akad nikah diawali, namun wanita berparas manis ini telah duduk mantap di karpet ruangan tamu. Ia menanti datangnya penghulu serta sudah pasti calon mempelai pria yang biasa disapanya, Kak Budi.

Tak lama kemudian, penghulu datang, disambut senyum lega Nikmah sekeluarga. " Tak lama lagi pasti Kak Budi datang, " batin Nikmah waktu itu. Namun menit untuk menit berlalu sampai pada akhirnya jam sepuluh lewat, yang ditunggu-tunggu tidak kunjung datang. " Ah, mungkin saja Kak Budi terjerat macet atau kesiangan. Namun pasti dia datang, " batinnya lagi berupaya menenangkan diri yang mulai bimbang.

Keluarga besar Nikmah makin resah karena Budi tidak kunjung datang. Bahkan juga, sang ibu hingga pingsan karena stres. Terlebih pak penghulu mesti pergi lantaran ada janji ditempat lain. Beberapa tamu juga mulai bergunjing. Tetapi, alangkah tegarnya Nikmah. Tidak sekali juga ia bergeming. Hatinya masih tetap selalu mengharapkan pujaan hatinya itu datang. " Penghulu berjanji akan kembali pada selepas siang, berarti masih tetap ada saat, " ucapnya selalu membatin.

Rupanya, ketegaran Nikmah masih harus diuji. Tengah hari melalui, saat penghulu datang untuk kedua kalinya, Budi belum juga memperlihatkan batang hidungnya. Kesempatan ini, Nikmah menyerah. Lihat sang ibu terus menerus menangis serta pingsan, hati Nikmah teriris. Ia lalu menyuruh seluruhnya undangan untuk menyantap hidangan resepsi yang semestinya di nikmati selepas akad.

Ya, hari itu Nikmah memanglah terus duduk di pelaminan. Sendiri menangis menanggung malu, terima perkataan prihatin dari demikian tamu yang ada. Mendekati petang tenda juga dirobohkan, tidak ada pesta sebelumnya. " Saya betul-betul malu serta sakit hati. Ternyata saya dibohongi habis-habisan, " papar Nikmah dengan suara berang.

Semua kemalangan Nikmah bermuasal mulai sejak Agustus th. lantas. Saat itu, lewat seseorang teman, Nikmah dicomblangi dengan Budi. Sesudah sama-sama ganti photo serta dirasa cocok, Budi juga datang ke rumah Nikmah.

KLIK - Detail " Kak Budi terlihat sangatlah arif, sopan, baik, serta berwajah juga ganteng. Diakuinya datang dari Purwodadi serta bekerja juga sebagai sopir truk. Sesaat istrinya telah wafat karena sakit, " tutur Nikmah sendu waktu didapati di Polsek Semarang Utara, Kamis (16/9) silam.

Nikmah mengakui segera terpikat. Keduanya sama-sama jatuh hati serta mengambil keputusan untuk berpacaran. Keluarga Nikmah juga terima Budi dengan tangan terbuka. Bulan-bulan pertama dilalui Nikmah dengan hati penuh sukacita.

Hati Nikmah berbunga-bunga waktu setiap minggu Budi datang ngapel ke tempat tinggalnya. Lalu mereka pergi kencan atau makan ke mal. Budi makin kerap datang ke rumah Nikmah. " Saat itu hampir setiap hari dia ke rumah. Bahkan juga, setiap sore senantiasa jemput saya ke tempat kerja, " kenang buruh pabrik benang dengan penghasilan Rp 115 ribu per minggu ini.

Oleh karena jalinan mereka makin dekat, Oktober 2004 orangtua Nikmah menantang Budi untuk menikah dengan anaknya. Dihadapan ibu serta adik Nikmah, Budi menyebutkan kesanggupannya menikah dengan Nikmah. Tanggal baik juga segera ditetapkan. Jatuh pada 23 Januari 2005. Mereka juga telah merencanakan, sesudah menikah bakal mengontrak rumah.

Bersamaan dengan itu, Budi tidak tidak sering minta duit pada Nikmah. " Ya terkadang minta Rp 30 ribu, terkadang Rp 20 ribu. Tuturnya untuk makan. Saya kasih saja. Toh bila telah jodoh, duit saya, kan, duit dia juga, " katanya tanpa ada menyimpan berprasangka buruk sedikit juga. Walau sebenarnya, Nikmah tidak tahu asal-usul keluarga Budi. Setiap di tanya tempat tinggalnya, Budi senantiasa mengelak.

Entahlah, Nikmah seolah dibutakan oleh cinta. Bahkan juga tidak cuma duit yang raib, dengan semua tipu bujuk Budi, sekitar Desember di sebuah hotel, Nikmah juga ikhlas menyerahkan dianya dengan iming-iming status istri. " Entahlah, saya seperti hilang kesadaran serta manut saja. "
SHARE

Milan Tomic

Hi. I’m Designer of Blog Magic. I’m CEO/Founder of ThemeXpose. I’m Creative Art Director, Web Designer, UI/UX Designer, Interaction Designer, Industrial Designer, Web Developer, Business Enthusiast, StartUp Enthusiast, Speaker, Writer and Photographer. Inspired to make things looks better.

  • Image
  • Image
  • Image
  • Image
  • Image
    Blogger Comment