KE MALL MEMANG MENYENANGKAN, TAPI JANGAN KESERINGAN BISA MENYEBABKAN GANGGUAN PENDENGARAN BAHKAN KETULIAN HINGGA 4,2%



Jalan jalan di mal benar-benar sangat mengasikan sehinga bisa menghilangkan stres tetapi di balik keasikan jalan jalan di mal ternyata ada pula dampak negatifnya salah satunya bisa mengakibatkan kerusakan pendengaran.
Ketua Komnas Penanggulangan Masalah Pendengaran serta Ketulian (PGPKT) Damayanti Soetjipto menyampaikan untuk anak-anak, bermain di mal memanglah mengasyikkan. Tetapi juga bisa mengganggu pendengaran mereka.

â?? Bermain di mal beresiko untuk anak-anak serta memicunya terjadinya masalah pendengaran atau ketulian, â?? kata Damayanti dalam acara temu media di Kementerian Kesehatan, beberapa waktu lalu.
Menurut Damayanti, baiknya anak-anak janganlah terlalu sering berkunjung ke permainan di pusat-pusat perbelanjaan, pasalnya tingkat kebisingan cukup tinggi.

â?? Dimana kebisingan didalam wahana permainan anak dalam pusat perbelanjaan, mencapai 128 desibel. Sesaat batas aman bising cuma sampai 80 desibel. Itupun mesti menggunakan pelindung telinga, â?? terang Damayanti.

Ia menuturkan mesin-mesin permainan di beberapa mal melebihi batas yang ditetapkan, tetapi banyak orang-tua malah tak mengerti serta membiarkan anak-anak mereka bermain sampai berjam-jam di pusat permainan.

Walau sebenarnya keadaan bising seperti ini biasanya cuma berlangsung di tempat industri atau pabrik yang pekerjanya diwajibkan memakai pengaman pendengaran.

Berdasarkan monitoring serta mapping Komnas PGKT pada tempat hiburan anak di mall 16 kota besar, salah satunya Aceh, Medan, Padang, Batam, Palembang, Jakarta, Cikarang, Tangerang, Bandung, Surabaya, Balu, Banjarmasin, Makassar serta Manado, dijumpai rata-rata tingkat kebisingannya meraih 94, 4-128 desibel.

â?? Ketulian pada anak bisa mengganggu perkembangan kognitif, psikologi serta sosial, yang dengan cara otomatis bakal mengganggu perubahan komunikasinya, buruknya prestasi akademik di sekolah, hingga berpengaruh pada kemandiriannya ketika dewasa serta rentan alami masalah fisik serta mental, â?? ungkap Damayanti.

Data WHO mengatakan, ada sedikitnya 4, 2 % atau sekitar 250 juta masyarakat dunia menderita masalah pendengaran. Sebanyak 5-140 juta salah satunya ada di ASEAN. Indonesia termasuk empat negara di ASEAN dengan prevalensi ketulian cukup tinggi, yakni sekitar 4, 6 %, mengenai morbiditas tertinggi terjadi pada umur sekolah 7-18 tahun.

â?? Walau sebenarnya 50% resiko terjadinya masalah pendengaran sesungguhnya bisa dihindari satu diantaranya dengan hindari kebisingan, â?? urai Damayanti.
SHARE

Milan Tomic

Hi. I’m Designer of Blog Magic. I’m CEO/Founder of ThemeXpose. I’m Creative Art Director, Web Designer, UI/UX Designer, Interaction Designer, Industrial Designer, Web Developer, Business Enthusiast, StartUp Enthusiast, Speaker, Writer and Photographer. Inspired to make things looks better.

  • Image
  • Image
  • Image
  • Image
  • Image
    Blogger Comment