Kamu benar-benar cinta atau cuma terobsesi? Ini bedanya



Antara cinta dan obsesi memanglah dua hal yang sangatlah tidak sama serta banyak juga seorang membuatnya juga sebagai obsesi. Karena, cinta serta obsesi datang dari tempat, cinta datang dari perasaan tengah obsesi datang dari pikiran.

Seorang Psikolog pendidikan anak serta remaja, Tania Jessica menyampaikan bahwa cinta itu tulus. Sedang obsesi menginginkan imbalan.

 " Cinta itu mempunyai rasa empati pengorbanan serta tulus sedang rasa obsesi tersebut menginginkan keuntungan, " terang Tania Rabu (20/9).

Psikolog yang praktek di klinik psikologi pelangi, Karawang Barat, mengatakan salah satu ciri orang yang obsesi cenderung lebih posesif. " Seorang yang mempunyai obsesi pada pasangannya condong sangatlah posesif bahkan juga membatasi gerak gerik atau komunikasi pasangannya dengan rekan-temannya, " lanjut Tania.

Walau sekian bukanlah bermakna obsesi beresiko negatif, dia mengarahkan obsesi sah bila diterapkan pada pekerjaan, cita cita atau pemacu semangat yang dapat membawa hidup lebih positif. Dia juga memberikan saat sebelum bangun satu jalinan yakinkan orang itu tulus menyukai.

Keuntungan yang disebut tak cuma materil, tetapi kedudukan serta popularitas juga termasuk juga. Salah seseorang wanita, sebut saja Tasya, mengaku dia sangsi menyukai kekasihnya karena timbulnya sosok baru yang lebih mapan dalam materi di banding kekasihnya.

 " Tidak tahu ini obsesi atau bukanlah namun yang pasti saya dapat temukan suatu hal yg tidak saya dapatkan dari kekasih saya sekarang ini, " ungkap dia.
SHARE

Milan Tomic

Hi. I’m Designer of Blog Magic. I’m CEO/Founder of ThemeXpose. I’m Creative Art Director, Web Designer, UI/UX Designer, Interaction Designer, Industrial Designer, Web Developer, Business Enthusiast, StartUp Enthusiast, Speaker, Writer and Photographer. Inspired to make things looks better.

  • Image
  • Image
  • Image
  • Image
  • Image
    Blogger Comment